Kota Kudus
memang mempunyai banyak potensi daerah, salah satunya adalah adanya sejenis
panganan ringan yang disebut sebagai Jenang. Dibuat dari adonan yang terbuat
dari tepung beras, santan, dan gula jawa. Produsen Jenang di kota Kudus
termasuk industri rumah tangga (Home Industry)
yang mempunyai prospek yang luar biasa. Daerah yang paling banyak memproduksi
jenang adalah Kaliputu.
Di Desa Kaliputu terdapat 48 industri jenang skala besar maupun kecil.
Jenang Kudus yang berada di lain desa pun cikal bakal industrinya berangkat
dari Desa Kaliputu dan berkembang menjadi yang produsen jenang kudus yang
terbesar di kabupaten kudus. Setiap industri jenang di desa tersebut menyerap
15-50 tenaga kerja. Setidaknya ada sekitar 960 warga yang bekerja di sektor
industri jenang dari total jumlah penduduk di Desa Kaliputu 2.094 orang.
Ada hal unik mengenai asal muasal Jenang di Kudus ini beberapa sumber
menceritakan adanya Tradisi Tebokan. Kirab Tebokan merupakan salah satu bentuk
pelestarian tradisi dan sejarah pembuatan jenang. Hal itu tidak terlepas dari
kisah Mbah Dempok dan cucunya. Konon, ketika Mbah Dempok Soponyono sedang
bermain burung dara di tepi Sungai Kaliputu, cucunya tercebur dan hanyut. Meski
tertolong, cucu Mbah Dempok diganggu Banaspati, makhluk halus berambut api. Sunan
Kudus menyimpulkan cucu Mbah Dempok telah tiada, tetapi Syekh Jangkung
menyatakan cucu Mbah Dempok mati suri. Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung
meminta ibu-ibu membuat jenang bubur gamping. Mitos itulah yang
melatarbelakangi berkembangnya industri jenang Kudus. Mitos itu pulalah yang
menginspirasi ibu-ibu Desa Kaliputu bekerja di industri jenang kudus.
Kirab Tebokan akan dilakukan terus setiap tahun dengan harapan
generasi berikutnya tidak akan malu bekerja sebagai pembuat jenang serta mau
melestarikan makanan khas Kudus itu.
Namun ada
cerita lain yang emlatar belakangi adanya jenang di Kudus. Menurut cerita
rakyat, jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus (salah satu anggota Wali Sanga)
menguji kesaktian salah satu muridnya yang bernama Syech Jangkung alias Saridin
dengan menyuruhnya memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis di wilayah Desa
Kaliputu.
Padahal,
gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium
karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan
pembuatan tembok.
Ternyata
Saridin tetap segar bugar sehingga Sunan Kudus berucap, ”Suk nek ono rejaning jaman wong
Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya
lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu
berasal dari usaha pembuatan jenang.
Memang
desa yang terletak di wilayah kecamatan Kota Kudus ini dikenal sebagai cikal
bakal dan sekaligus pusat produsen jenang kudus. Sampai sekarang masih banyak
warga setempat yang berusaha di bidang ini.